...

MENYEIMBANGKAN KELUARGA DAN KARIR

Pekerjaan dan keluarga sama-sama penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Berusaha menyeimbangkan pekerjaan dan peran kita dalam keluarga adalah sumber stres bagi kebanyakan orang. Hal ini akan menyebabkan spill dan spillover dalam menjalani peran kita. Strain terjadi ketika tanggung jawab satu peran mengganggu kemampuan kita untuk memenuhi peran lain dalam hidup kita. Spillover terjadi ketika kondisi dan hubungan di satu area kehidupan kita berdampak pada area lain.

Menemukan keseimbangan yang baik antara pekerjaan dan kehidupan rumah  kita bukanlah tugas yang mudah, tetapi manfaatnya bagi kesejahteraan kita sepadan dengan usaha.

Disini MULA ingin berbagi tips untuk membantu Sobat Mula dalam menyeimbangkan kehidupan bekerja dan berkeluarga.

 

1. TENTUKAN NILAI PRIORITAS

Nilai adalah landasan penting dalam membuat sebuah keputusan. Nilai ini dapat menjadi panduan dalam menentukan langkah dan menyusun rencana kedepannya. Menentukan nilai-nilai kita adalah kunci untuk mengelola tuntutan pekerjaan dan keluarga. Ini akan memberi tahu kita apa yang penting dalam hidup kita dan apa yang penting bagi kita. Seringkali kita tidak mengakui atau mempertanyakan nilai-nilai kita sampai masalah muncul.

Evaluasi sangatlah penting, terutama apabila ada nilai yang bertentangan. Misalnya, seorang wanita karir yang baru memiliki anak ingin menyusui eksklusif, namun untuk mendapatkan promosi ia harus mengikuti kegiatan diklat di luar kota. Sebagai ibu, ia ingin ada untuk anaknya, namun sebagai wanita karir ia ingin mencapai posisi yang tinggi. Bagaimana kita memperbaiki nilai-nilai yang bersaing ini? Konflik semacam itu sangat menegangkan dan membuat kita merasa lelah dan tidak puas sampai kita memeriksa nilai-nilai ini dan merenungkan bagaimana mereka berinteraksi.

Dengan mengevaluasi, kita juga dapat mulai menyusun rencana cadangan.

 

2. BUAT TUJUAN DAN EKSPEKTASI

Tujuan sangat penting dalam hidup kita, karena ini akan membantu kita dalam memilah nilai dan prioritas dengan lebih baik. Ada baiknya kita memisahkan tujuan yang nyata dan samar atau abstrak.

Setiap orang memiliki gagasan tentang bagaimana hal-hal “harus” dilakukan dan bagaimana orang “harus” berperilaku dalam situasi tertentu. Seringkali harapan, persepsi, dan sikap ini datang dari kombinasi nilai-nilai pribadi kita sendiri dan norma-norma sosial yang diterima secara umum. Namun hidup ini berjalan seperti air yang tidak memiliki bentuk, jadi mulailah bersikap terbuka dan mencoba menerima perubahan. Jangan pernah merasa terlalu nyaman, karena begitu hal-hal tampak terkendali, semuanya dapat berubah seketika.

Maafkan diri Anda ketika ada hal yang terlewatkan dan belum dilakukan. Dalam situasi lain, terimalah bahwa segala sesuatu akan muncul yang akan membutuhkan perhatian kita dan dapat mengakibatkan dapat harus menyesuaikan kembali tujuan Anda. Bernegosiasi dengan pasangan, pasangan, rekan kerja, dan bos Anda untuk apa yang Anda butuhkan.

 

3. MENGATUR WAKTU DAN MENYUSUN PRIORITAS

Prioritas adalah pusat dari manajemen waktu yang efektif. Menjalani pekerjaan dan kehidupan rumah sambil berusaha mencari waktu bersama teman dan keluarga bukanlah hal yang mudah. Sekalipun kita menggunakan waktu secara efisien, ini tidak berarti kita menggunakannya secara efektif. Dengan kata lain, kita mungkin melakukan hal yang benar, tetapi kita tidak sepenuhnya sesuai. Seringkali, kita tidak merencanakan dan menjadwalkan kegiatan yang mendekatkan kita ke tujuan hidup kita, terutama tujuan yang tidak konkret. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah memprioritaskan tujuan dan memutuskan mana yang paling penting dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Fokuslah dengan tujuan-tujuan yang sudah di bangun. Dan jangan lupa, jangan bawa kehidupan professionalmu ke dalam rumah. mencampur keduanya dapat berakibat tidak baik.

Jangan pernah ragu untu berkata “tidak.” Ingatlah bahwa mampu mengatakan “tidak” ketika ditekan untuk mengambil tanggung jawab tambahan adalah hak prerogatif Anda; pada kenyataannya, inilah kunci untuk menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga secara efektif. Misalnya, jika bos meminta untuk bekerja lembur tetapi kamu telah berjanji untuk menghadiri acara sekolah anak, kamu berhak untuk menolak dan mengatakan bahwa telah membuat komitmen dan mencoba mencari solusi alternatif yang mengakomodasi komitmen yang ada.

 

4. BERENCANA DAN BERKOMUNIKASI DENGAN BAIK

Buat rutinitas harian dan rencana terstruktur setiap hari daripada bereaksi terhadap apa pun yang muncul. Rencanakan ke depan dan antisipasi kebutuhan kamu. Menyiapkan rencana cadangan jika terjadi keadaan darurat  adalah ide yang bagus, sehingga kamu siap dengan rencana darurat jika diperlukan. Bangunlah jaringan pendukung yang dapat kamu gunakan seperti teman, kerabat, tetangga, rekan kerja, dan profesional. Bersiaplah dan bersedia untuk meminta bantuan ketika kamu membutuhkannya.

Merupakan praktik yang baik untuk meluangkan waktu untuk kegiatan lain selain bekerja sehingga hari-hari Anda seimbang, menyenangkan dan memuaskan. Coba kegiatan baru, berolahraga, dan lain sebagainya. Jangan lupa untuk memiliki waktu yang di reservasi di kalendermu khusus untuk kegiatan keluarga dan teman-teman. Jangan hanya menjadwalkan rapat dan jadwal bertemu klien ya.

Kurangi juga kegiatan yang dapat mengurangi waktu istirahat seperti berlama-lama berkutat dengan internet dan handphone. Sebagai gantinya, gunakan waktu tersebut untuk melakukan kegiatan “produktif” bersama anggota keluarga atau teman. Misalnya, membantu orang tua menyiapkan makan malam, menemani anak untuk cerita malam dan tidur, atau sekedar ngobrol santai dengan pasangan.

Jangan lupa untuk bertanya bagaimana perasaan mereka tentang keseimbangan kehidupan kerjamu. Dengan menjaga jalur komunikasi tetap terbuka, kamu menghindari kekesalan di antara mereka yang terkena dampak tindakanmu.

 

5. TINGGALKAN HAL – HAL YANG DAPAT MENGGANGGU FOKUS

Sering kali kita merasa memiliki kendali lebih besar jika kita melakukan semuanya sendiri. Namun, ini bisa membuat kita tidak mencapai tujuan nyata kita; kita bukan manusia super!

Meskipun banyak dari kita yang menolak merelokasi tugas rumah dan pekerjaan karena takut kehilangan kendali, kita dapat memperoleh manfaat dari mendelegasikan pekerjaan. Kamu tidak akan bekerja terlalu keras dan akan lebih berhasil dalam memenuhi tugas-tugas yang tersisa dan lebih penting. Mendelegasikan bukanlah pekerjaan mudah karena mengandalkan mempercayai orang lain dengan hal-hal yang penting bagi kita; Namun, itu adalah kunci untuk menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.

Jangan terlalu kaku, buat penyesuaian yang sewjarnya untuk segala kegiatanmu. Buatlah kompromi dengan hal-hal yang kamu rasa tidak terlalu krusial dan memiliki alternatif yang masih dapat kamu kendalikan. Misalnya, untuk berbelanja, bisa saja kamu menggunakan jasa online; dimana dengan hanya menambah beberapa puluh ribu, kamu bisa mendapatkan 1-2 jam freetime untuk bekerja atau berkegiatan dengan keluarga. It is worth it, don’t you think?

Lakukan sesuatu yang membuatmu rileks sebagai individu. Berolah raga, berjalan-jalan, mendengarkan musik, membaca, memasak atau melakukan kelas yoga. Luangkan waktu untuk diri sendiri; ini adalah perawatan diri yang diperlukan yang akan membuat Anda lebih mampu menghadapi tekanan hidup sehari-harimu. Dan juga, kelilingi dirimu dengan orang-orang yang meningkatkan energi dan membuatmu merasa positif, terarah, dan nyaman, sambil menghindari mereka yang bergosip, mengeluh, atau yang umumnya bersikap negatif.

 

Bagaimana Sobat Mula? Semoga tips ini dapat membatu kalain menemukan Work-Life balance yang lebih baik ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published.Required fields are marked *

Seraphinite AcceleratorOptimized by Seraphinite Accelerator
Turns on site high speed to be attractive for people and search engines.